Kristo dan Nadiem: Jawaban atas Kebingungan Pak Mentri

Nuk.
3 min readNov 30, 2020

--

Di penghujung bulan November, media sosial Twitter dihebohkan dengan seorang public figure yang membuat sebuah kicauan. Tercatat, kicauan tersebut membuat nama ia, “Kristo”, sempat memasuki klasemen Trending Twitter untuk Indonesia selama seharian penuh. Kristo Immanuel merupakan mahasiswa UMN yang dikenal sebagai seorang impersonator lewat video-videonya yang menirukan berbagai jenis karakter film dan kartun. Tidak hanya sebagai impersonator, ia juga melakukan akting dalam film pendek selama masa kuliahnya.

Kristo Immanuel dalam Hitlove (Ibnu Rusdi, 2018)

Karakter jenaka sering dimainkan oleh Kristo. Dikarenakan pandemi calling-an untuk bermain film pendek semakin sepi, keterampilan akting jenaka tersebut ia lampiaskan pada jagat media sosial. Kicauan yang membuat nama ia gempar selama seharian penuh tersebut telah dibalas sebanyak kurang lebih 8.500 kali, 4.800 retweet, dan 33.600 likes dalam waktu kurang dari sehari. Para khalayak jagat Twitter beberapa dibingungkan dengan perawak jenaka ini yang secara tiba-tiba berkicau sedemikian rupa.

Pada malam di hari yang sama, ia kembali berkicau dengan mengunggah sebuah video layaknya fenomena yang belakangan ini sering terjadi pada beberapa public figure tanah air ketika tertimpa ‘musibah’, sebuah video klarifikasi dan permintaan maaf. Dalam video tersebut ia menjelaskan bahwa kicauan yang ia lontarkan merupakan lelucon yang saja. Kicauan lelucon tersebut dilatar-belakangi oleh video yang ia unggah melalui fitur terbaru Twitter yaitu, fleet, yang meminta kepada beberapa pengikutnya untuk memberi ‘tanggapan yang menyetujui’ pada kicauan membuat geger jagat Twitter tanah air tersebut.

Twitter Fleet merupakan fitur baru yang belum semua orang dapat menikmatinya, atau setidaknya bagi yang belum memperbaharui dengan aplikasi twitter versi terkini. Dapat diasumsikan sebelum kita mengetahui video ‘permintaan maaf’ oleh Kristo tersebut, banyak khalayak yang terkecoh oleh ‘oknum-oknum’ yang sudah memiliki pembaharuan aplikasi Twitter tersebut sehingga mengetahui latar belakang yang sebenarnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri fitur Fleet juga sebuah fitur yang sedang berkembang, namun, dapat kita lihat bahwa ketimpangan informasi pada perkembangan teknologi yang pesat terlihat jelas pada fenomena kicauan lelucon Kristo ini.

Hal ini mengingatkan saya kepada kebijakan kemendikbud. Seperti yang kita alami, selama masa pandemi semua fasilitas umum sempat tutup, tanpa terkecuali fasilitas pendidikan yang masih tidak beroperasi secara fisik hingga sekarang. Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, mau tidak mau melontarkan kebijakan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh demi menekan persebaran virus yang baru saja berulang-tahun 17 Novermber kemarin. Pembelajaran jarak jauh dilakukan secara daring dengan menggunakan platform-platform yang tentunya membutuhkan koneksi jaringan internet.

Namun, semenjak Surat Edaran Kemendikbud №4 Tahun 2020 tentang pembelajaran jarak jauh tersebut dilayangkan, jurang kesenjangan teknologi yang terjadi di Indonesia semakin terlihat. Dikutip dari reportase penelitian yang dilakukan oleh SMERU Research Institute, bahwa kesenjangan infrastruktur pendidikan, akses terhadap teknologi informasi, dan latar belakang orang tua pada masyarakat antara perkotaan dan pedesaan di dalam dan luar pulau jawa dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi memang benar adanya (Bima, 2020).

Menurut penelitian tersebut, dampak dari kebijakan pembelajaran jarak jauh tersebut lebih terasa kepada masyarakat luar pulau jawa berupa tidak efektifnya kegiatan belajar karena keterbatasan fasilitas, serta tenaga pengajar yang perlu beradaptasi ekstra atas perubahan mengajar yang terjadi. Sehingga ketimpangan tidak hanya terjadi pada siswa atas pembelajaran daring yang mereka lakukan, namun tenaga pengajar pun mengalami ketimpangan berbeda cara mengajar. Hal tersebut semakin membuat terbukanya jurang ketimpangan belajar murid.

Tak terlebih pada fenomena jenaka yang dilakukan oleh Kristo. Fleet merupakan fitur baru yang belum semua orang dapat merasakannya. Ketimpangan informasi yang disebabkan oleh kesenjangan teknologi juga terasa. Saya sempat tertawa ketika menyadari fenomena Kristo ini dan teringat dengan kekagetan Pak Mendikbud, Nadiem, atas kesenjangan yang terjadi pada metode pembelajaran jarak jauh. Secara satir, Fenomena Prank yang dilakukan oleh Kristo Immanuel seperti berbisik menjawab kekagetan Pak Mentri. Keduanya secara nyata menggambarkan ketimpangan informasi terhadap kesenjangan teknologi pada beberapa pihak.

--

--